
SEMARANG – Suasana penuh hikmah mewarnai Kajian Rabu Taqwa yang digelar pada Rabu (17/09) di Masjid Al-Hikmah. Kegiatan ini menghadirkan tausiyah tentang keteladanan Rasulullah SAW dalam menghadapi ujian hidup dengan penuh kesabaran.
Rasulullah SAW adalah teladan kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian. Sejak kecil beliau diuji dengan kehilangan orang tua, lalu diasuh oleh kakeknya dan pamannya. Pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid yang berusia 40 tahun, wanita mulia yang setia mendampingi perjuangannya.
Ujian tak berhenti di situ. Rasulullah harus memakamkan anak-anaknya satu per satu, kecuali Fatimah Az-Zahra yang wafat setelah beliau. Tangisan beliau bahkan membuat wajahnya tampak bengkak, menunjukkan betapa besar rasa kasih sayangnya. Namun, di balik itu, beliau tetap bersabar menerima takdir Allah.
Beliau juga pernah difitnah dan dihina, namun tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan. Dengan akhlak mulia, beliau membuat orang yang menzhaliminya akhirnya menyesal dan malu. Inilah bukti nyata dari sabda beliau: “Sesungguhnya kesabaran itu pada pukulan pertama.”
Dalam Islam, sabar memiliki tiga bentuk utama:
- Sabar dalam ketaatan kepada Allah, yakni bersungguh-sungguh menjaga ibadah meski ada rasa lelah.
- Sabar dalam menjauhi maksiat kepada Allah, yakni menahan diri dari godaan perbuatan dosa.
- Sabar dalam menerima takdir dan ketetapan Allah, yakni ikhlas menghadapi ujian hidup dengan hati yang ridha.
Sesungguhnya, “Tidaklah seseorang beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” Maka, ketika ada orang berbuat zhalim, kita memahami bahwa ada yang dilakukan dengan sengaja, ada pula yang tidak disengaja. Sikap sabar dan memaafkan akan melapangkan hati.
Itulah “surga dunia” yang sebenarnya: kelapangan dalam hati dan ketenangan dalam jiwa. Sebab, Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,” dan bagi mereka disediakan pahala yang besar.
